Sabtu, 02 Desember 2017

Design for Environment (DfE)

Design for Environment (Green Design) 
Design for Environment adalah bagaimana membuat suatu produk yang dapat ramah lingkungan.

  1. Design for Recycling, yaitu mendesain suatu barang yang dapat digunakan kembali.
  2. Demateralization, yaitu penguraian materi yang digunakan.
Contoh produk DfE
1. Patagonia Clothing


Pantagonia clothing merupakan salah satu jenis bentuk eco design atau lebih ramah lingkungan. Patagonia cloting memproduksi baju yang bahannya hampir 54% berasal dari bahan recycle.

2. Stokke Tripp Trapp Chair
Kursi ini dibuat dengan tujuan agar dapat dipakai oleh semua orang. Seperti contoh, ketika berada di sebuah restoran makanan maka terdapat kursi khusus untuk bayi. Untuk mempermudahnya, maka dibuat kursi ini agar dapat dipakai oleh siapa saja. Yang membedakannya hanya ukuran ketinggiannya saja.

3. Dunlop Recycled Wellington Boots


Boots ini terbuat dari polyurethane atau suatu bahan campuran hasil pengisolvenan antara karet dan plastik sehingga didapatkan pelarutan material yang memiliki keuggulan sangat tahan gesek, dan tahan terhadap beberapa bahan kimia, stabil dalam suhu dingin dan panas. Selain itu, boots ini juga terbuat dari PVC atau bahan buatan manusia yang biasanya lapisan dasar terbuat dari tekstil, dan memiliki permukaan yang kaku dan rapuh. Terakhir, bahan yang dipakai dalam pembuatan boots ini yait rubber atau bahan karet.

4. Freitag Bags


Produk ini terbuat dari terpal, ban dalam kendaraan, dan seat belts.


Environmental Impacts
Ketika material yang digunakan semakin banyak, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut

1. Global Warming
2. Resource depletion 
3. Solid Waste

 4. Water Pollution
5. Air Pollution
6. Land Degradation


DESIGN FOR ENVIRONMENT
Design for Environment adalah metode untuk meminimalisir atau menghilangkan dampak lingkungan dari sebuah produk sesuai siklus hidupnya. Praktik DfE yang efektif akan menjaga atau memperbaiki kualitas produk dan biaya produk sambil mengurangi dampak lingkungan. DfE memperluas fokus produsen tradisional pada produksi dan distribusi produksi siklus hidup tertutup.

Product Life Cycle


Life-Cycle Assessment (LCA)
Life-Cycle Assessment (LCA) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menganalisa dampak suatu produk lingkungan selama siklus hidup produk. Langkah - langkah dalam analisis LCA:

  1. Siapkan piihan desain yang diusulkan
  2. Identifikasi life cycle, termasuk daur ulang dan disposal.
  3. Identifikasi semua bahan dan sumber energi yang digunakan.
  4. Identifikasi semua output dan aliran limbah.
  5. Ukur dampak dari setiap bahan, energi, dan limbah.
  6. Dampak agregat kedalam kategori untuk perbandingan.
Two Life Cycles



"Conditions" for Sustainability

  • Pertimbangkan bumi sebagai sistem tertutup dengan input tenaga surya dan siklus bio alam yang terbatas.
  • Energi surya dan bahan bakar terbarukan lainnya merupakan sumber energi berkelanjutan.
  • Penggunaan sumber daya harus seimbang dengan tingkatan bumi menciptakan sumber daya (bahkan tingkat dimana bumi menggunakan bahan bakar fosil).
  • Limbah beracun, logam berat, radiasi, dan "sampah molekuler" lainnya harus disingkirkan karena mereka bukan bagian dari siklus bio.

Product Development Process


Proses DfE

Yang perlu diingat oleh seorang Industrial Engineer

  1. Fungsionalitas dan kinerja
  2. Manufaktur, logistik (salah satunya harus bisa membuat produk)
  3. Keandalan dan keselamatan (harus ada beberapa kualitas standar)
  4. Biaya, penetrasi pasar (produk harus diberi harga yang kompetitif)

Beberapa tingkatan DESIGN
  1. DfM (Design for Manufacturability), sehingga produk dapat dibuat dengan mudah dan dengan biaya yang wajar.
  2. DfL (Design for Logistics), sehingga semua aktivitas produksi dapat diatur dengan baik.
  3. DfT (Design for Testability), sehingga kualitas produk dapat diperiksa dengan mudah.
  4. DfP (Design for Pricing), sehingga produk akan laku dijual.
  5. DfSL (Design for Safety & Liability), sehingga produk menjadi aman untuk digunakan dan perusahaan tidak bertanggung jawab.
  6. DfR (Design for Reliability), sehingga produk bekerja dengan baik
  7. DfS (Design for Serviceability), sehingga layanan setelah penjualan dapat ditawarkan dengan biaya yang wajar kepada perusahaan.
  8. dan lain-lain.
Pertanyaan dasar yang muncul di DESIGN FOR ENVIRONMENT


1. Produk atau proses?
Membuat produk yang sama dengan cara yang berbeda
   Contoh: untuk meminimalkan konsumsi energi atau generasi produk sampingan.
Membuat produk yang sama, tetapi dengan bahan yang berbeda
Membuat produk berbeda yang memenuhi fungsi yang sama

2. Di tingkat mana?
Microscale: Bagian dari produk dan sebuah unit produksi.
Mesoscale: Seluruh produk dan seluruh pabrik.
Macroscale: Memenuhi fungsinya (service) dengan cara yang baru dam memikirkan kembali hubungan industri-lingkungan (sosial concerns).

Mendesain ulang PROSES vs PRODUK



Option 1: Mendesain ulang PROSES
- Satu-satunya cara untuk mendekati desain ulang yaitu dengan melakukannya secara berkali-kali (contohnya kertas dan baja).
- Memikirkan kembali apa yang memasuki manufaktur (bahan yang masuk).
- Memikirkan kembali teknologi proses yang spesifik (contohnya pelarut).
- Pertimbangkan kembali apa yang keluar selain produk itu sendiri.

Hambatan:
- Teknologi (alternatif tidak layak secara teknis)
- Biaya penelitian dan pengembangan
- Resiko berhubungan dengan yang tidak diketahui
- Inersia perusahaan ("Don't mess with success!")

Contoh Design for Environment yang diterapkan pada proses manufaktur




Keuntungan:
- Udara yang kurang untuk bebas dari debu dan sedikit kemungkinan gangguan dari debu.
- Dengan tidak adanya personil didalam volume yang terkontrol, seseorang juga dapat memanfaatkan atmosfir bebas oksigen (nitrogen murni) untuk mengurangi oksidasi atau efek samping yang tidak diinginkan yang lainnya.


Option 2: Mendesain ulang PRODUK
- Pertimbangkan fungsi daripada objeknya.
- Paket adalah bagian dari produk sehingga pikirkan kembali pengemasan produk juga.

Hambatan:
-Teknologi
- Ergonomi, keamanan
- Sosial


LIFE CYCLE IMPACTS 




Referensi:
https://sci-pusat.blogspot.co.id/2012/10/polyurethane-pu-apa-dan-bagaimana_21.html
http://kenzieshop.web.id/blog/bahan-tas-pvc-dan-pu/

Kamis, 16 November 2017

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Menurut PP No. 27 Tahun 1999, pengertian AMDAL yaitu “Kajian atas dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan.”


Latar Belakang
1. Pembangunan berwawasan lingkungan; tidak hanya mengutamakan ekonomi, tetapi aspek kelestarian lingkungan
2. Setiap pembangunan harus dilakukan dengan berwawasan lingkungan
3. Setiap pembangunan yang akan menimbulkan perubahan aspek bentang alam dan ekologi
4. Peraturan perundang-undangan mengenai AMDAL.

Ketika sebuah perusahaan mengadakan suatu proyek, maka kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan disekitarnya. Maka untuk itu diperlukan studi AMDAL yang bertujuan sebagai berikut.
1.       Mengidentifikasi rencana kegiatan yang diprakirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan baik yang bersifat positif maupun negatif.
2.       Mengidentifikasi komponen atau parameter lingkungan yang diperirakan terkena dampak penting.
3.       Memperkirakan dan mengevaluasi segenap dampak penting yang akan timbul akibat adanya rencana kegiata sebagai dasar untuk menilai kelayakan lingkungan.
4.       Menyusun rencana atau langkah-langkah untuk mencegah dan menanggulangi serta memantau dampak penting yang akan timbul.


Dokumen AMDAL
AMDAL terdiri dari 4 dokumen yaitu sebagai berikut.
1.       KA-ANDAL, yaitu Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan yang berisi kajian secara mendalam tentang penentuan dampak-dampak penting dan batas studi ANDAL juga berisi tentang penentuan metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. KA-ANDAL merupakan Dokumen Pertama yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam menyusun studi ANDAL.
2.       ANDAL, yaitu Analisis Dampak Lingkungan yang berisi kajian terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan dengan menggunakan metodologi yang telah digunakan dan bertujuan untuk menentukan besaran dampak. ANDAL merupakan Dokumen Kedua yang berisi tentang kajian secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana kegiatan terhadap lingkungan hidup.
3.       RKL, yaitu Rencana Pengelolaan Lingkungan yang berisi upaya untuk menanggulangi dampak negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. RKL adalah Dokumen Ketiga yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang berbagai alternatif upaya pengelolaan lingkungan yang perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan menanggulangi dampak negatif penting ang diperkirakan akan terjadi dan mendorong dampak positif penting yang diperkirakan akan terjadi.
4.       RPL, yaitu Rencana Pemantauan Lingkungan yang berisi program hasil pemantauan perubahan lingkungan yang disebabkan akibat rencana kegiatan. RPL merupakan Dokumen Keempat yang berisi tentang rekomendasi ANDAL tentang berbagai alternatif rencana upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan dalam rangka melihan efektifitas RKL dan kencenderungan perubahan lingkungan yang terjadi.

     
      ARTI dan PERANAN AMDAL

      Konsep AMDAL
        Mempelajari dampak pembangungan terhadap lingkungan dan lingkungan terhadap pembangunan berdasarkan konsep ekologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antara mahkluk hidup dan lingkungannya.

      Peranan AMDAL
        AMDAL merupakan bagian dari ilmu ekologi pembangunan yang mempelajari hubungan timbal balik antara pembangunan dan lingkungan.

     
      ARTI DAMPAK
       Dampak merupakan suatu perubahan yang terjadi karena adanya suatu aktivitas. Aktivitas yang dimaksud bersifat ilmiah baik itu secara kimia, fisik, maupun biologi. Contoh dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan adalah semburan gas beracun (kimia), gempa bumi (fisik), dan pertumbuhan tanaman (biologi).



Kegunaan STUDI AMDAL
1.       Bagi Pemrakarsa
·         Sebagai masukan untuk penyempurnaan desain teknis rencana kegiatan perusahaan.
·         Sebagai pedoman RKL dan RPL.
·         Sebagai persyaratan terbitnya surat perijinan.
·         Sebagai bukti ketaatan perusahaan pada hokum
2.       Bagi Pemerintah
·         Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan bagi rencana proyek oleh perusahaan.
·         Menjadi bahan acuan dalam pengawasan.
·         Menyediakan informasi bagi perencanaan pembangunan.
3.       Bagi Masyarakat
·         Mengetahui informasi lebih awal tentang rencana tersebut, sehingga dapat mengantipasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh proyek tersebut.
·         Berperan dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi.


RUANG LINGKUP STUDI AMDAL
Persiapan > Sosialisasi dan konsultasi publik > pengumpulan data sekunder dan survei lapangan awal > pengolahan dan analisis data > draft dokumen KA-ANDAL > presentasi draft KA-ANDAL > perbaikan draft dokumen KA-ANDAL (masukan dari komisi penilai AMDAL Kabupaten / Kota) > survei lapangan utama > pengolahan dan analisis data > draft dokumen ANDAL, RKL, RPL, dan ringkasan eksekutif > presentasi draft dokumen ANDAL, RKL, dan RPL > perbaikan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL (masukan dari komisi penilai ANDAL Kabupaten / Kota) > persetujuan dokumen ANDAL, RKL, dan RPL di Komisi Penilai AMDAL Kabupaten / Kota.


CONTOH TAHAPAN RENCANA KEGIATAN AMDAL
Penambangan Batu Bara
A. Tahap Pra-Konstruksi

  1. Survei potensi deposit batu bara
  2. Sosialisasi dan negosiasi dengan masyarakat
  3. Penetapan batas wilayah penambangan
  4. Aspek legal dan perizinan lokasi penambangan
B. Tahap Konstruksi

  1. Penerimaan tenaga kerja
  2. Pembangunan sarana penambangan
  3. Mobilisasi peralatan
  4. Pembukaan dan pembersihan lahan
C. Tahap Operasi

  1. Penerimaan tenaga kerja
  2. Pengadaan dan mobilisasi peralatan
  3. Pengupasan dan penggalian tanah
  4. Penimbunan tanah galian
  5. Penambangan batu bara
  6. Pencucian batu bara
  7. Pentirisan dan penimbunan batu bara
  8. Pengangkutan batu bara
D. Tahap Pascaoperasi

  1. Pengembalian tanah
  2. Rehabilitasi lahan bekas tambang
  3. Pemutusan hubungan kerja


Perubahan Bentang Alam

  • Bentuk Wilayah
  • Banjir / Genangan
  • Erosi
Peningkatan Perekonomian Daerah

  • Kesempatan Kerja
  • Peluang Kerja
  • Peningkatan PAD
Penurunan Kualitas Lingkungan

  • Kualitas udara
  • Kualitas air
  • Vegetasi
  • Banjir/genangan
  • Erosi
  • Kesehatan Masyarakat
  • Kualitas tanah
Keresahan Masyarakat

  • Kualitas udara
  • Kualitas air
  • Vegetasi
  • Banjir/genangan
  • Bentuk wilayah
  • Kesehatan Masyarakat
  • Kesempatan kerja 
  • Peluang usaha
  • Peningkatan PAD
  • Erosi

I. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
   A. FISIKA-KIMIA

  1. Kualitas air permukaan
  2. Kualitas udara
  3. Bentuk wilayah
  4. Erosi tanah
  5. Kualitas tanah
   B. Biologi: survei lapangan metode kuadran/transek
        Vegetasi: - Kepadatan jenis
                        - Dominasi relatif
                        - Keragaman relatif
                        - Indeks nilai penting
   C. Sosek-bud dan Keslingmas

  • Konsultasi dan diskui dengan key-person
  • Wawancara dengan penduduk
  • Observasi lapangan
  • Data sekunder
  • Analisis statistik deskriptif
   D. Kamtibmas (Kriminalitas dan Gangguan Lalin)

  • Data sekunder mengenai kriminalitas dan kepadatan lalu lintas jalan
  • Konsultasi/wawancara dengan key-person
  • Observasi lapangan/pencatatan
  • Analisis statistik deskriptif


II. Metode Prakiraan Dampak Penting

  1. KepKa Bapedal No.056 / 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting
  2. Model Matematik (Simulasi)
  3. Baku Mutu Lingkungan
  4. Analog


III. Metode Evaluasi Dampak Penting

  • Metode Matriks
  • Bagan Alir
  • Overlay peta sebaran dampak penting

Sumber:
http://www.tanjungpinangpos.co.id/tentang-5-dokumen-amdal/

http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-amdal-fungsi-tujuan-manfaat-amdal.html

Rabu, 15 November 2017

Strategi Pengurangan Dampak Lingkungan


Pengertian Limbah
Limbah merupakan buangan yang sudah tidak dipakai kembali karena tidak memiliki nilai yang ekonomis. Limbah juga mempunyai sifat racun dan berbahaya sehingga bisa merusak lingkungan hidup dan sumber daya.

Proses Industri
Input → Proses → Produk → Limbah
Untuk setiap proses industri, akan menghasilkan limbah yang berbeda-beda.
1.       Industri Primer, yaitu industri barang produksi tanpa diolah terlebih dahulu.
2.       Industri Sekunder, yaitu industri yang mengolah bahan mentah sehingga menghasilkan barang jadi yang juga selanjutnya dapat diolah kembali.
3.       Industri Tersier, yaitu industri dimana barang dan produknya berupa jasa.

Sumber Bahan Beracun dan Berbahaya
Limbah yang mengandung B3 akan menyebabkan pencemaran pada lingkungan sehingga mengakibatkan perubahan pada kualitas lingkungan di sekitarnya. Hal-hal yang harus dilakukan yaitu antara lain:
1.       Mengidentifikasi bagaimana sifat limbah dan apa saja komponen yang terdapat pada limbah tersebut.
2.       Menetapkan standar NAB (Nilai Ambang Batas).
3.       Mengendalikan dan mengolah limbah hasil industri.

Sistem Identifikasi Pencemaran
Berikut merupakan sistem identifikasi pencemaran, yaitu:
1.       Melakukan pengadaan penyimpangan perlakuan.
2.       Menyiapkan bahan baku dan bahan penolong seperti air, bahan bakar, dan lain-lain.
3.       Mengadakan pra-proses seperti pencucian, pencampuran, pengolahan, dan penyimpanan.
4.       Setelah proses, akan dihasilkan produk berupa produk utama, sampingan, antara, dan limbah.
5.       Mendaur ulang limbah sehingga tidak menimbulkan limbah non-ekonomis seperti bocoran, tumpahan, dan kecerobohan.

SIfat Toksisitas dan Kualitas Limbah Industri
Kriteria B3:
·         Mudah terbakar
·         Korosif
·         Mudah meledak
·         Bersifat oksidator dan redaktor yang kuat
·         Mudah membusuk

Fungsi NAB (Nilai Ambang Batas)
Sifat racun dan bahaya limbah membutuhkan nilai ambang batas, yang berfungsi sebagai berikut.
1.       Untuk mengetahui apakah lingkungan tersebut sudah tercemar atau belum.
2.       Untuk menyatakan apakah suatu zat akan berubah sifatnya dari kontaminan menjadi polutan.
3.       Pedoman dalam mengendalikan masalah pencemaran.
4.       Sebagai pelindung bagi kesehatan para masyarakat.

Pengolahan Limbah Industri
Pada saat sebuah industri sudah memiliki potensi akan tercemar, maka perlu dilakukan hal-hal seperti berikut. Tujuannya yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan zat-zat yang berpotensi sebagai racun yang dapat mencemari dan merusak lingkungan.
1.       Mengidentifikasi yang menjadi sumber pencemaran tersebut.
2.       Mengidentifikasi fungsi dan jenis bahan yang ditemukan, apakah berguna atau tidak.
3.       Melakukan sistem pengolahan.
4.       Mengidentifikasi kuantitas dan jenis buangan.
5.       Mengetahui fungsi B3 dalam proses.
6.       Melakukan program pengendalian lingkungan agar tidak menimbulkan pencemaran dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya.

Pengolahan Limbah Cair
1.       Pre-treatment, biasanya menggunkan saringan atau filter.
2.       Primary treatment, yaitu memisahkan bagian-bagian yang terapung di atas air.
3.       Secondary treatment, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik.
4.       Tertiary treatment.

Prinsip Pengolahan
1.       Untuk pemisahan.
2.       Untuk pengomposan.
3.       Untuk membuang limbah baik di laut maupun di darat.
4.       Insinerasi atau pembakaran alternatif yang membuat limbah dapat berkurang dengan cepat.




SUMBER:
Slide Ekologi Industri
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html#.WgwmF2iCzIU

http://malahayati.ac.id/?p=19143

Senin, 06 November 2017

Environmental Management System (EMS)



Pengertian ISO
ISO adalah singkatan dari International Organization for Standardization yaitu salah satu standar nasional yang dipakai sebagai pengukuran standar mutu sebuah organisasi atau perusahaan.

Pentingnya sertifikasi ISO
1.       Meningkatkan kredibilitas perusahaan serta kepercayaan pelanggan.
2.       Jaminan atas kualitas dengan Standar Internasional (SI).
3.       Menghemat biaya.
4.       Mengoptimalkan kinerja karyawan.
5.       Meningkatkan image perusahaan.

Macam-macam ISO

1.       ISO 14000
ISO 14000 merupakan standar internasional yang dimaksudkan untuk membantu seluruh organisasi di dunia dalam meningkat efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Faktor pendorong utama penerapan standar ISO 14000 adalah semakin meningkatnya kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup kepada berbagai pihak.

2.       ISO 9000
Standar yang memegang peran sebagai pemegang bidang sistem mutu, khususnya bagi perusahaan yang membahas pengendalian langkah-langkah dalam produksi atau pelayanan dalam lingkungan produk atau jasa.

3.       ISO 14001
Standar yang menekankan pada persyaratan-persyaratan sistem manajemen lingkungan. Perusahaan yang menerapkan ISO 14001 harus dapat melakukan identifikasi terhadap dampak yang dapat diakibatkan oleh kegiatan perusahaan tersebut terhadap aspek lingkungan disekitarnya.

4.       ISO/TC 2007 (Technical Committee’s)
Merupakan manajemen lingkungan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memelihara standari dari ISO 14000.

5.       ISO 14010-14015
Merupakan standar yang memusatkan apakah organisasi sudah memenuhi persyaratan dalam spesifikasi mengenai sistem pengelolaan lingkungan.

6.       ISO 14020-14024
Merupakan standar yang berhubungan dengan segala bentuk pernyataan lingkungan, periklanan, dan pemasaran. Dengan rekomendasi pemberian label meliputi 3 jenis: produk bersahabat dengan lingkungan, pernyataan spesifik produse seperti dapat didaur ulang, dan dampak lingkungan atas produk.







Sumber:
http://portal.tahupedia.com/content/show/441/Apa-Itu-Sertifikasi-ISO-dan-Mengapa-itu-Penting-Di-Dunia-Bisnis
http://jasapengurusansiujk.co.id/macam-macam-iso-beserta-pengertiannya/
http://www.menlh.go.id/tanya-jawab-iso-14000/
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/09/pengertian-dan-tujuan-iso-9000.html
http://blog.stie-mce.ac.id/rina/2011/11/08/manajemen-mutu-dengan-iso/




Minggu, 05 November 2017

12 Prinsip "Green Science" dan "Green Technology

12 Prinsip "Green Science" dan "Green Technology"


1. Prinsip Pertama

    Keberadaan manusia di bumi ini selalu melakukan aktivitasnya dan dari aktivitas itu menggunakan sumber daya alam yang pasti menyebabkan habisnya sumber daya alam tersebut dan merusak lingkungan bumi ini bahkan sampai di titik kondisi ini sulit untuk pulih kembali karena dimasa lampau peradaban manusia diturunkan oleh sistem lingkungan yang rusak.

2. Prinsip Kedua


    Lingkungan yang menjadi daya tampung muka bumi dan sebagai daya tampung untuk sebuah faktor utama pertama jumlah manusia dan yang kedua permintaan atau kebutuhan per orang.

Beban = (jumlah orang) x (kebutuhan per orang)

3. Prinsip Ketiga

    Dengan adanya bahaya malapetaka global yang disebabkan oleh perkembangan manusia dari segi apapun maka membutuhkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yaitu teknologi yang bisa memberikan pengaruh yang besar dengan tingkat keberlanjutan yang sangat tinggi sehingga tahan dengan perubahan zaman dan lingkungan dunia.

4. Prinsip Keempat

    Sangat penting untuk mengenali atmosfer yang menjadi dasar dari lingkungan yang mempunyai 5 bagian yaitu:
-          Biosfer: tempat makhluk hidup tinggal
-          Stratosfer: lapisan bumi terendah kedua setelah troposfer
-          Geosfer: lapisan bumi yang berpengaruh terhadap bumi baik secara langsung maupun       tidak langsung.
-          Hidrosfer: lapisan air yang berada di permukaan bumi
            -      Troposfer: lapisan yang memiliki kombinasi gas yang paling baik untuk mendukung                            kehidupan di bumi.

5. Prinsip Kelima

    Kunci dari keberlanjutan adalah dengan dikembangkannya sistem penggunaan sumber daya alam yang berlimpah secara efisien yang bisa memberikan efek yang sangat kecil bahkan tidak ada efek sama sekali yang dapat membuat lingkungan manusia menjadi lebih baik walaupun pengembangannya tidak mudah dan memerlukan keputusan yang sulit dan disaat yang bersamaan juga memerlukan sebuah kompromi. Jadi, sumber daya alam yang berlimpah secara efisien dan dikelola secara bijak.

6. Prinsip Keenam

    Iklim yang kondusif harus dijaga yaitu menjaga agar iklim di bumi ini tidak bertambah buruk juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim tersebut.

7. Prinsip Ketujuh

    Kehidupan biologis dan produksi makanan harus dijaga dengan baik dan dikembangkan kembali agar dapat memenuhi kebutuhan yang ada di bumi, jadi diperlukan pertimbangan interaksi dari 5 environmental spheres pada prinsip 4. Karena ketika lingkungan sehat, maka makanan yang didapat juga tidak akan menghasilkan efek yang buruk terhadap kesehatan.

8. Prinsip Kedelapan

    Permintaan bahan harus dikurangi secara drastis yang berarti penggunaan bahan tidak boleh dipakai sembarangan dan semena-mena juga harus diperhatikan penggunaannya. Bahan harus berasal dari sumber yang dapat diperbaharui, di daur ulang agar pada saat masuk ke lingkungan dapat di degradasi dengan baik.

9. Prinsip Kesembilan

    Produksi dan penggunaan bahan beracun, berbahaya, seperti timbal dan sebagainya harus dikurangi dan penanggulangannya harus dapat diminimalkan secara benar dan juga zat yang seperti itu tidak boleh dibuang ke lingkungan. Hal ini berguna untuk keberlangsungan hidup di bumi.

10. Prinsip Kesepuluh

      Kesejahteraan manusia harus diukur berdasarkan kualitas hidupnya, bukan hanya dari segi perolehan harta benda, ekonomi, sistem pemerintahan, kepercayaan dan gaya kehidupan pribadi tetapi harus mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan dalam skala yang lebih sempit. 

11. Prinsip Kesebelas

      Resiko dari tidak mengambil resiko harus diketahui dan dipertimbangkan secara matang. Yang berarti, ketika komponen lingkungan diambil maka akan menimbulkan resiko dan yang harus dilakukan adalah dengan mengambil resiko yang rendah tetapi menghasilkan benefit yang lebih besar.

12. Prinsip Keduabelas

      Dengan semua prinsip di atas tersebut, tujuan yang harus dipenuhi adalah keberlanjutan, sebuah konsep yang harus dipahami dan diedukasikan kepada publik. Walaupun keberlanjutan memerlukan perubahan yang sangat besar di sistem penanaman sosial, ilmuwan, insinyur, dan pada akhirnya harus warga yang memimpin, dan tidak ada waktu untuk para politikan dan nonscientists untuk mengambil keputusan. Sekarang, atau tidak sama sekali. 






Sumber:
·         Slide Ekologi Industri

Rabu, 25 Oktober 2017

Penanggulangan Pencemaran Air

Pengertian Pencemaran
Pencemaran merupakan masuk atau dimasukkannya suatu komponen ke dalam lingkungan sehingga kualitas lingkungan menurun dan menyebabkan lingkungan tidak berfungsi dengan baik. Pencemaran itu sendiri dapat disebabkan oleh kegiatan manusia atau alam. Ada juga zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut dengan Polutan apabila:

  1. Jumlahnya melebihi jumlah normal
  2. Berada pada waktu yang tidak tepat
  3. Berada pada tempat yang tidak tepat.
Sifat Polutan:

  • Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
  • Merusak dalam waktu lama.
Macam-macam Pencemaran

1. Berdasarkan Tempat
    - Pencemaran air
    - Pencemaran udara
    - Pencemaran tanah

2. Berdasarkan Jenis
    - Pencemaran Kimiawi
    - Pencemaran Biologi
    - Pencemaran Fisik
    - Pencemaran Suara
    - Pencemaran Visual

3. Berdasarkan Tingkat
    - Pencemaran ringan: Pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem lain.
    - Pencemaran kronis: Pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis
    - Pencemaran akut: Pencemaran yang dapat mematikan seketika

4. Berdasarkan Asal
    -  Pencemaran Kualitatif
    - Pencemaran Kuantitatif

Tingkat Pencemaran Menurut WHO
1. Pencemaran tingkat pertama: Tidak menimbulkan kerugian bagi manusia.
2. Pencemaran tingkat kedua: Mulai menimbulkan kerugian bagi manusia.
3. Pencemaran tingkat ketiga: Sudah dapat bereaksi pada tubuh dan menyebabkan penyakit kronis.
4. Pencemaran tingkat keempat: Menimbulkan sakit akut dan kematian.


Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah segala sesuatu yang menyebabkan air menjadi tercemar karena aktivitas manusia. Penyebab pencemaran air antara lain limbah cair yang dibuang oleh industri, Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), rumah tangga, dan sebagainya. Sumber dari penyebab pencemaran air tidak hanya berasal dari air, tetapi juga bisa berasal dari tanah. Jika tanah tercemar, maka air yang keluar dari tanah juga akan tercemar dan dapat meracuni makhluk hidup. Pencemaran air juga dapat menyebabkan pohon tidak dapat tumbuh dengan baik, meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, pengrusakan hewan akibat hujan asam, dan sebagainya.

Polutan AIR
Berdasarkan asal dan sumber pencemar

  1. Limbah Industri
  2. Limbah Rumah Tangga
  3. Limbah Pertanian
  4. Penangkapan air menggunakan racun
Faktor-Faktor Pencemaran AIR di Sungai
  • Berkembangnya industri
  • Limbah domestik yang belum tertangani dengan baik
  • Limbah pertanian
  • Proses Alamiah
Dampak Pencemaran AIR
  • Meracuni sumber air minum
  • Berkurangnya kandungan oksigen
  • Terjadi ledakan populasi ganggang
  • Pendangkalan dasar perairan
  • Punahnya biota air
  • Banjir akibat got tersumbat
  • Menjalarnya wabah muntaber

Cara Penanggulangan
Sampah yang sering manusia olah setiap hari merupakan masalah yang besar apabila kita tidak bisa mengolahnya dengan baik. Sampah yang tidak diolah dengan baik akan menimbulkan pencemaran, salah satunya pencemaran pada air. Aktivitas manusia yang sering membuang sampah ke perairan seperti membuang sampah ke sungai, danau, bahkan ke laut akan membuat pencemaran air semakin meningkat. Cara yang dapat kita gunakan agar sampah yang kita olah tidak menimbulkan pencemaran, antara lain sebagai berikut.
1.       Minimize (Mengurangi)
Dengan mengurangi penggunaan sampah pada aktivitas sehari-hari kita dapat mengurangi resiko pencemaran yang akan ditimbulkan jika kita membuang sampah tersebut ke sungai, danau, dan sebagainya.
2.       Recycle (Mendaur ulang)
Daur ulang adalah menggunakan kembali bahan-bahan yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali dan bisa bermanfaat. Sampah yang menimbun dan dibuang ke air seperti sungai, danau, dan sebagainya akan menimbulkan pencemaran pada air dan membuat air menjadi kotor dan memiliki bau yang khas.
3.       Reuse (Mendaur pakai)
Sampah yang telah didaur ulang, dapat kita gunakan karena tujuan dari mendaur ulang adalah mendaur ulang sesuatu agar dapat digunakan atau reuse.

Selain sampah, pencemaran air juga dapat terjadi karena aktivitas manusia lainnya, yaitu pembuangan pestisida dan deterjen. Pestisida digunakan di pertanian, perkebunan, dan lain-lain. Sementara deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah di rumah tangga.
1.       Mengurangi Penggunaan Pestisida
Penggunaan pestisida akan menyebabkan pencemaran pada air. Mengganti pestisida dengan pupuk organik (kompos) itu lebih baik dan tidak akan menyebabkan pencemaran baik itu pada air maupun lingkungan.
2.       Mengurangi Penggunaan Deterjen
Deterjen merupakan penyebab yang sangat besar pada pencemaran air. Apalagi deterjen yang sering dibuang ke sungai dapat menimbulkan bau yang khas. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengurangi penggunaan deterjen atau bisa dengan tidak membuang sisa-sisa deterjen ke sungai agar tidak menimbulkan pencemaran pada air.





Daftar Pustaka:

Juwita, Debby. 2012. Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Mitra Sarana.


Design for Environment (DfE)

Design for Environment (Green Design)  Design for Environment adalah bagaimana membuat suatu produk yang dapat ramah lingkungan. Design ...